Poster Ajakan Membaca

Menambah daya literasi masyarakat di Indonesia

Altair Ibn-La'Ahad

Assassin's Creed

Ezio Auditore da Firenze

Assassin's Creed II, Assassin's Creed Brotherhood, Assassin's Creed Revelations

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Selasa, 06 Desember 2022

UJIAN PRAKTIK PRAKARYA 9E/18

 POSTER AJAKAN MEMBACA



LATAR BELAKANG
    Saya membuat poster ini untuk memenuhi ujian praktik sub mata pelajaran Prakarya. Indonesia termasuk negara yang salah satu budaya literasinya rendah. Maka dari itu saya membuat poster ini untuk mengajak masyarakat Indonesia supaya lebih rajin membaca.

     Buku adalah jendela Dunia. Motivasi ini bermakna, bahwa dengan kita membaca buku kita akan bisa lebih banyak menambah informasi dan ilmu. Buku jaman sekarang juga sudah tidak berbentuk kertas lagi. Melainkan sudah berbentuk elektronik yang disebut e-book.


LANGKAH PEMBUATAN
1. Gambar sketsa poster di kertas
2. Foto gambar sketsa
3. Lalu setelah itu kita dapat membuka inkscape dan memasukkan gambar skesta kita
4. Lalu kita tracing gambar kita. Kita dapat menggunakan fitur pena dan lengkung. 
5. Tracing  semua bagian gambar kita
6. Setelah selesai kita dapat menambahkan warna dan teks dalam poster kita. Untuk menambahkan teks kita dapat menggunakan fitus teks yang berlogo huruf A pada bagian kiri. dan untuk memberikan warna pada gambar kita, kita dapat menggunakan fitur fill yang berlogo cat tumpah.




Minggu, 21 Agustus 2022

Raden Abimanyu


 Raden Abimanyu, Raden Angkawijaya, adalah putra Raden Arjuna dari perkawinannya dengan Dewi Wara Sembadra. Istrinya yang pertama Dewi Siti Sundari, putri Prabu Kresna dari kerajaan Dwarawati, tidak berputra. Istrinya yang kedua, Dewi Utari, putri Prabu Matswapati dari kerajaan Wiratha, berputra Prabu Parikesit, keturunan Pandawa penghabisan di zaman purwa. Sebagai ksatria agung, Raden Angkawijaya bertempat tinggal di kasatrian Plangkawati. Abimanyu sangat sayang kepada kakaknya, Raden Gatotkaca putra Raden Bima. Kedua ksatria ini senantiasa bantu-membantu di dalam perang.


Di dalam perang Baratayuda Jayabinangun, pada hari kesebelas, Raden Angkawijaya diangkat sebagai senopati utama dengan tujuan untuk melindungi Prabu Puntadewa dari kerajaan Amarta, yang sedang diincar oleh senopati utama Kurawa yaitu Begawan Durna dari pertapan Sokalima. Siasat Begawan Durna berhasil membuat Raden Abimanyu terperangkap dalam formasi Cakra Byuha. Setelah Raden Abimanyu terjebak dalam formasi Cakra Byuha, dia kemudian dihujani anak panah (diranjap) dari segala penjuru. Hal ini merupakan penepatan sumpahnya kepada Dewi Utari, saat mereka berdua akan menikah. Dewi Utari bertanya kepada Raden Abimanyu, "Raden, jujurlah kepadaku. Apakah engkau masih jejaka (belum menikah)?" Raden Abimanyu menjawab, "Sungguh Dewi, aku masih jejaka. Jikalau memang aku tidak jejaka, aku berani bersumpah Dewi. Aku bersumpah, besok matiku akan diranjap oleh pihak musuh dari segala penjuru." Karena inilah, pada Weda Jitabsara (kitab yang berisi babak-babak selama 18 hari, perang suci Baratayuda Jayabinangun) disebut babak ranjapan. Walau sudah sekarat, Raden Angkawijaya masih sanggup membunuh putra Prabu Duryudana, Raden Lesmana Mandrakumara. Raden Abimanyu terkenal gugurnya karena dihancurkan tubuhnya oleh Raden Jayadrata dari kerajaan Bonakeling dengan senjata bindi. Gugurlah ksatria Plangkawati, Raden Abimanyu.


Senin, 08 Agustus 2022

Pandawa

 

Dalam wayang kulit purwa, Pandawa adalah sebutan untuk 5 bersaudara, putra Prabu Pandu Dewanata. Prabu Pandu Dewanata berasal dari Negara Hastinapura. Ia kemudian menikahi seorang putri dari kerajaan Mandura, Dewi Kunthi Talibrata namanya. Dari perkawinannya dengan Dewi Kunthi, Pandu memiliki 3 putra yaitu, Raden Puntadewa, Raden Bratasena (nama muda Bima), dan Raden Permadi (nama muda Arjuna). Ia juga menikahi putri dari Negara Mandaraka, Dewi Madrim namanya. Dari perkawinannya dengan Dewi Madrim, Pandu memiliki 2 putra kembar yaitu Raden Pinten (nama muda Nakula) dan Raden Tangsen (nama muda Sadewa)

 Terkenal kisahnya, Pandawa memiliki musuh bebuyutan yaitu saudara sepupunya sendiri, yaitu para Kurawa. Kurawa yang 100 jumlahnya, adalah putra Adipati Destarata (kakak Prabu Pandu yang buta matanya sedari lahir) dari Kadipaten Gajahoya dengan istrinya Dewi Gandari dari Negara Plasa Jenar. Kurawa bersaudara, yang sulung adalah Raden Kurupati (nama muda Duryudana) dan yang bungsu adalah Dewi Dursilawati. 

 Mereka bermusuhan karena Patih Sengkuni memiliki rasa dendam kepada Prabu Pandu Dewanata, karena kakaknya Dewi Gandari malah menikah dengan Adipati Destarata yang buta. Juga sebenarnya karena kutukan dari Dewi Gandari kepada Prabu Pandu. Dewi Gandari mengutuk bahwa putra Prabu Pandu dengan putra Dewi Gandari tidak akan pernah akur sampai mereka mati. 

 Patih Sengkuni dengan siasat liciknya, membakar para Pandawa di dalam bangunan yang terbuat dari bahan-bahan yang mudah terbakar (dalam Lakon Bale Sigala-Gala, Pandawa tidak mati dalam peristiwa itu). Niatnya membunuh para Pandawa itu adalah supaya ponakannya Raden Kurupati bisa menjadi raja di Negara Hastinapura. Sebenarnya tahta Negara Hastinapura adalah milih Raden Puntadewa. Tetapi karena siasat licik Patih Sengkuni, Raden Kurupati lah yang akhirnya menjadi raja di Hastinapura. Hal inilah yang membuat mereka bermusuhan, berebut tahta Hastinapura. 

 Permusuhan saudara itu berujung pada perang besar Baratayuda Jayabinangun pada Tegal Kurusetra. Baratayuda terjadi selama 18 hari lamanya. Para Pandawa memenangkan pertempuran dengan menumpas habis para Kurawa dan berhasil merebut kembali negara Hastinapura.